Download

Subscribe:

Ads 468x60px

Kamis, 26 April 2012

Gempa kuat guncang Manokwari, Papua Barat



Upaya pelatihan penyelamatan terhadap siswa sekolah menghadapi gempa bumi.
Warga yang tinggal di kota Manokwari, Papua Barat berhamburan ke luar rumah, akibat gempa "cukup kuat" dengan kekuatan 6,8 pada skala Richter, yang mengguncang wilayah itu, sekitar pukul 08.00 WIB, Sabtu (21/04).
"Hingga saat ini belum ada laporan korban dan kerusakan, kita masih melakukan pendataan, " kata Sutopo Purwo Nugroho, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, dalam keterangan tertulis yang diterima BBC Indonesia, Sabtu pagi.

"Gempa dirasakan cukup kuat selama 3 detik," kata Sutopo dalam keterangannya. "Tapi, gempa ini tidak berpotensi tsunami."Menurut BNPB, pusat gempa berada sekitar 88 km tenggara Manokwari, Papua Barat, pada kedalaman 10 km.
Lebih lanjut Sutopo menjelaskan, dari analisa pakar gempa ITB Irwan Meilano, kemungkinan pusat gempa itu pada sesar aktif Ransiki atau aktif folding di Teluk Bintuni.
"Gempa ini menyadarkan kita untuk kembali mewaspadai potensi gempa di Papua, yang diantaranya berasal dari sesar daratan (Sorong-Yapen, Tarera Aiduna, dan lain-lain) serta subduksi di utara Papua," demikian analisa Irwan Meilano, yang dikutip BNPB.
Dalam keterangan tertulis Sutopo, akibat gempa ini, warga di Manokwati berhamburan ke luar rumah. Tetapi lanjutnya, sejauh ini belum ada laporan korban dan kerusakan.
"BPBD masih melakukan pendataan," tambahnya.

Gempa berulang di Simeulue

Selain Manokwari dan sekitarnya, menurut BNPB, gempa yang sedikitnya terjadi empat kali juga mengguncang wilayah Simeulue, Aceh.
"Sejak (Sabtu) dini hari ini telah terjadi 4 kali gempa di baratdaya Simeulue," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (21/04) pagi.
"Hingga saat ini belum ada laporan korban dan kerusakan."
Sutopo Purwo Nugroho, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB
Kekuatan gempa yang berlangsung empat kali itu berkekuatan 5,1, 5,6, 5,9, dan 6,5 skala Richter, tetapi semuanya tidak berpotensi tsunami, kata BNPB.
Sejauh ini Posko BNPB terus memonitor perkembangan gempa dan langsung melakukan pemantauan di daerah.
Tapi menurutnya "kehidupan masyarakat di Simeulue dan Aceh tetap normal."
Dalam keterangan tertulis BNPB yanf diterima BBC Indonesia, berdasarkan kajian ahli gempa dari beberapa institusi nasional, gempa terjadi tepat di awal trench interface interslab lempeng Indo Australia - Euroasia.
Mereka menganalisa, "gempa pertama kecil kemudian diikuti gempa kedua makin besar dan diikuti lagi gempa ketiga lebih besar lagi".
Menurut BNPB, sejak gempa besar 8,5 skala Richter pada 11 April 2012 lalu telah diikuti lebih dari 100 kali gempa susulan dengan intensitas bervariasi.

0 comments:

Posting Komentar